Oscar Lawalata, atau nama lengkapnya Oscar Septianus Lawalata (lahir di Pekanbaru, Riau,1 September 1977; umur 34 tahun) adalah seorang perancang busana Indonesia. Ia lahir dari pasangan Ragnild Antoinette (lebih dikenal sebagai Reggy Lawalata) dan Alexander Polii (sekarang sudah cerai). Adiknya, Mario Lawalata, adalah pemain sinetron Indonesia.
Oscar pernah belajar mode di sekolah mode di Jakarta, Esmod. Program yang seharusnya tiga tahun, hanya dijalani separuhnya. Oscar berhenti sekolah saat terjadi krisis moneter tahun 1998. Uang yang sedianya untuk sekolah, digunakannya untuk membuka usaha
Tex Saverio
Nama Tex Saverio tiba-tiba menjadi perbincangan ramai di dunia maya. Salah satu koleksi gaun musim semi 2011-nya yang pernah ditampilkan di Jakarta Fashion Week, La Glacon, mendadak muncul di Harper’s Bazaar AS. Lebih hebat lagi, sosok yang mengenakan La Glacon adalah penyanyi top dunia, Lady GaGa. Tak pelak lagi, pujian dialamatkan kepada desainer muda kelahiran 1984 itu. Siapa sebenarnya Tex Saverio?
Ia disebut sebagai Alexander McQueen-nya Indonesia. “Tak bisa tidak, kami memikirkan McQueen ketika melihat gaun ini (La Glacon),” kata selebritis blogger Perez Hilton di blog modenya, cocoperez.com. Saverio sendiri tertawa melihat dirinya dibandingkan dengan perancang terkemuka dunia itu. “Itu terlalu berlebihan. Saya tidak ada apa-apanya dibanding dia. Satu hal yang pasti, itu akan menjadi motivasi saya,” katanya di blog pribadinya, blog.texsaverio.com.
Namun siapa sangka, pemuda 26 tahun yang akrab disapa Rio itu ternyata tidak menamatkan bangku sekolahnya. Ia memilih keluar dari sekolah, agar bisa lebih cepat memulai karirnya di dunia mode. Rio memenangkan penghargaan pertamanya, Mercedes-Benz Asia Fashion Award, ketika ia baru berumur 21 tahun. Kini, lima tahun kemudian, La Glacon menjadi buah bibir di dunia mode internasional.
Tidak hanya La Glacon yang menarik minat internasional. Koleksi gaun Rio lainnya, My Courtesan, juga tak kalah dahsyatnya. My Courtesan dan La Glacon benar-benar menyedot perhatian pengunjung Jakarta Fashion Week beberapa waktu lalu. Menurut Rio, ia dapat menciptakan gaun fenomenal semacam itu karena selalu berpikir bahwa tiap rancangan memiliki jiwa tersendiri. “Ini adalah tentang jiwa. Saya ingin setiap karya saya memiliki jiwa. Itu akan membuat banyak perbedaan,” terang Rio.
Rio sudah bercita-cita menjadi perancang sejak ia duduk di bangku SMA. Rio menceritakan, ia memang hobi menggambar sejak kecil. Ia bahkan menggambar di tengah pelajaran. “Sampai-sampai salah satu guru saya suatu hari berkata pada saya, ‘Jika saya jadi kamu, saya tidak akan pergi ke sekolah ini. Saya akan pergi ke sekolah mode. Kenapa kamu tidak mencari perancang busana saja,’” kenang Rio tentang gurunya itu. Tepat seperti itulah yang dilakukan Rio. Ia keluar dari sekolah dan fokus mempelajari mode.
Uniknya, sebelum La Glacon dikenakan oleh Lady GaGa, Rio sudah memimpikan gaun rancangannya itu dipakai oleh artis yang bersangkutan. Sejak lama, Rio ingin gaunnya dikenakan oleh sejumlah selebritis wanita yang mempunyai karakter kuat. Siapa saja mereka? “Angelina Jolie, Lady GaGa, Nicole Kidman, Charlize Theron,” sahut Rio. Dan siapakah model yang paling ia inginkan memakai gaunnya di peragaan busana miliknya? “Naomi Campbell,” tandasnya.
Kini Rio sedang sibuk mempersiapkan koleksi gaun berikutnya. Ia mengatakan, sehari setelah menyelesaikan La Glacon, kepalanya sudah kembali dipenuhi oleh ide-ide baru tentang gaun-gaunnya yang akan datang. Tak heran ia menjadi perancang busana. Rio mengaku tidak punya cita-cita lain selain menjadi desainer. “Apapun yang terjadi, sampai mati aku pasti akan mencoba menjadi perancang busana,” pungkasnya.
Ia disebut sebagai Alexander McQueen-nya Indonesia. “Tak bisa tidak, kami memikirkan McQueen ketika melihat gaun ini (La Glacon),” kata selebritis blogger Perez Hilton di blog modenya, cocoperez.com. Saverio sendiri tertawa melihat dirinya dibandingkan dengan perancang terkemuka dunia itu. “Itu terlalu berlebihan. Saya tidak ada apa-apanya dibanding dia. Satu hal yang pasti, itu akan menjadi motivasi saya,” katanya di blog pribadinya, blog.texsaverio.com.
Namun siapa sangka, pemuda 26 tahun yang akrab disapa Rio itu ternyata tidak menamatkan bangku sekolahnya. Ia memilih keluar dari sekolah, agar bisa lebih cepat memulai karirnya di dunia mode. Rio memenangkan penghargaan pertamanya, Mercedes-Benz Asia Fashion Award, ketika ia baru berumur 21 tahun. Kini, lima tahun kemudian, La Glacon menjadi buah bibir di dunia mode internasional.
Tidak hanya La Glacon yang menarik minat internasional. Koleksi gaun Rio lainnya, My Courtesan, juga tak kalah dahsyatnya. My Courtesan dan La Glacon benar-benar menyedot perhatian pengunjung Jakarta Fashion Week beberapa waktu lalu. Menurut Rio, ia dapat menciptakan gaun fenomenal semacam itu karena selalu berpikir bahwa tiap rancangan memiliki jiwa tersendiri. “Ini adalah tentang jiwa. Saya ingin setiap karya saya memiliki jiwa. Itu akan membuat banyak perbedaan,” terang Rio.
Rio sudah bercita-cita menjadi perancang sejak ia duduk di bangku SMA. Rio menceritakan, ia memang hobi menggambar sejak kecil. Ia bahkan menggambar di tengah pelajaran. “Sampai-sampai salah satu guru saya suatu hari berkata pada saya, ‘Jika saya jadi kamu, saya tidak akan pergi ke sekolah ini. Saya akan pergi ke sekolah mode. Kenapa kamu tidak mencari perancang busana saja,’” kenang Rio tentang gurunya itu. Tepat seperti itulah yang dilakukan Rio. Ia keluar dari sekolah dan fokus mempelajari mode.
Uniknya, sebelum La Glacon dikenakan oleh Lady GaGa, Rio sudah memimpikan gaun rancangannya itu dipakai oleh artis yang bersangkutan. Sejak lama, Rio ingin gaunnya dikenakan oleh sejumlah selebritis wanita yang mempunyai karakter kuat. Siapa saja mereka? “Angelina Jolie, Lady GaGa, Nicole Kidman, Charlize Theron,” sahut Rio. Dan siapakah model yang paling ia inginkan memakai gaunnya di peragaan busana miliknya? “Naomi Campbell,” tandasnya.
Kini Rio sedang sibuk mempersiapkan koleksi gaun berikutnya. Ia mengatakan, sehari setelah menyelesaikan La Glacon, kepalanya sudah kembali dipenuhi oleh ide-ide baru tentang gaun-gaunnya yang akan datang. Tak heran ia menjadi perancang busana. Rio mengaku tidak punya cita-cita lain selain menjadi desainer. “Apapun yang terjadi, sampai mati aku pasti akan mencoba menjadi perancang busana,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar